Apa itu Ruby on Rails? Mengenal Web Framework Rails
Ruby on Rails pertama kali dikembangkan oleh David Heinemeier Hansson, seorang programmer asal Denmark pada Agustus 2004. Hingga kini, Rails berkembang pesat dengan versi terbaru, 7.0.1, dirilis 6 Januari 2022 lalu.
Ruby on Rails adalah framework full stack. Artinya, ia bisa digunakan sebagai framework back end untuk mengelola database dan file di server. Namun, bisa juga digunakan sebagai framework front end untuk me-render HTML dan mengupdate halaman secara live.
Sebenarnya, alasan Rails tergolong framework full stack karena ia memiliki arsitektur MVC (Model View Controller). Nah, Model dan Controller bertugas mengatur aktivitas back end, sementara View berguna mengelola tampilan front end.
Arsitektur MVC membuat Ruby on Rails sangat fleksibel untuk membangun berbagai jenis aplikasi web. Mulai dari Progressive Web App (PWA), Single Page App (SPA), Rich Internet App (RIA), bahkan Web Service dan API.
Jadi tidak heran, jika Ruby on Rails banyak digunakan oleh perusahaan kelas dunia. Beberapa di antaranya ialah Github, Shopify, Dribble, Hulu, Airbnb, Twitch, dan Soundcloud.
Perbedaan Ruby dan Ruby on Rails
Setelah mengetahui apa itu Ruby on Rails, berikutnya mari belajar perbedaan Ruby dan Ruby on Rails. Pada dasarnya, Ruby ialah bahasa pemrograman sedangkan Ruby on Rails adalah framework.
Namun, terdapat perbedaan Ruby dan Ruby on Rails lain yang tak kalah pentingnya, yaitu:
1. Karakteristik
Seperti yang sedikit dijelaskan, Ruby adalah bahasa pemrograman murni. Artinya, ia bisa digunakan baik secara mandiri (native) maupun dikombinasikan dengan framework lain, seperti Rails.
Sebagai bahasa pemrograman, Ruby mempunyai syntax, struktur data, dan aturan-aturan khas. Nah, hal tersebut membuat Ruby bisa diterjemahkan menjadi bahasa yang dimengerti, baik oleh manusia ataupun komputer.
Sebaliknya, Ruby on Rails adalah framework untuk bahasa Ruby. Artinya, ia tidak bisa berjalan di atas bahasa pemrograman lain, seperti Python atau PHP. Rails juga mengikuti semua aturan yang ditetapkan Ruby.
Perbedaan karakteristik inilah yang justru berpengaruh besar ke tujuan dikembangkannya Ruby on Rails. Yaitu, untuk meningkatkan kemampuan Ruby itu sendiri.
Dengan begitu, Ruby on Rails dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan Ruby secara native. Misalnya memproses rendering di server, serta mendukung berbagai library dan bahasa lain.
Diibaratkan, Ruby ialah sepetak lahan kosong dengan luas area dan karakteristik tanah tersendiri. Sedangkan, Ruby on Rails adalah apartemen lengkap dengan perabotan, di mana penghuninya tinggal menata sesuai keinginan.
2. Kegunaan
Meski bisa digunakan untuk banyak hal, Ruby paling cocok dipakai membangun aplikasi desktop. Sebab, ia menerapkan rendering script di klien, atau yang sering disebut client side rendering.
Artinya, pengguna harus mengunduh semua data, fungsi, hingga layout tampilan sebelum bisa menggunakannya dengan lancar. Hal ini tentu saja sesuai dengan karakteristik aplikasi desktop pada umumnya.
Namun, client side rendering tidak efektif diterapkan di aplikasi berbasis web. Sebab, pengguna harus menunggu lama sampai semua fungsi dan tampilan web muncul di browser.
Sebaliknya, Ruby on Rails bisa menjadi pilihan ketika membangun aplikasi berbasis web. Sebab, ia punya mekanisme server side rendering, di mana setiap script di render pada server sebelum dikirimkan ke client.
Artinya, segala sesuatunya telah disiapkan di server. Dengan begitu, pengguna dapat menikmati tampilan serta mengakses semua fungsi web secara instan tanpa perlu menunggu lama.
Tak hanya itu, Rails menggunakan arsitektur MVC yang bisa diandalkan membangun berbagai jenis web. Sebab, MVC mampu meringkas baris kode sehingga mempercepat proses pengembangan web.
3. Kecepatan
Ruby tergolong bahasa pemrograman tingkat tinggi. Artinya, ia bisa dengan mudah dimengerti oleh manusia. Hal ini membuat Ruby dapat diandalkan untuk membangun project dengan cepat.
Jika Ruby sudah cukup cepat, maka menggunakan Ruby on Rails semakin mempercepat proses Anda. Sebab, Rails sudah menyiapkan berbagai konfigurasi file secara otomatis.
Artinya, Anda hanya perlu fokus menulis kode untuk menghasilkan fungsi-fungsi yang diharapkan. Hasilnya, waktu yang diperlukan untuk membangun aplikasi web jadi lebih singkat.
4. Syntax
Ruby memiliki aturan penulisan kode yang simpel. Ia menggunakan aturan yang mirip dengan bahasa pemrograman berorientasi obyek lain seperti Python. Contohnya sebagai berikut:
Untuk syntaxnya sendiri, Ruby memberlakukan beberapa prinsip. Mulai dari syntax flexibility, overloading, exception handling, built in support, variable scopes, dan masih banyak lagi.
Sebagai framework untuk Ruby, Ruby on Rails tentu menerapkan prinsip-prinsip syntax di atas. Tapi, ia juga memberlakukan satu prinsip baru, yaitu DRY (Don’t Repeat Yourself).
Artinya, syntax pada Rails dibuat sesederhana mungkin, sehingga Anda tidak perlu menulis kode yang sama secara berulang-ulang. Hal ini membuat hasil coding jadi lebih rapi.
5. Fleksibilitas
Meski tergolong bahasa open source, Ruby ternyata tidak begitu fleksibel. Maksudnya, Anda tidak bisa menggabungkan syntax Ruby dengan bahasa lain, seperti HTML dan CSS.
Ini juga merupakan alasan kenapa Ruby kurang cocok dipakai untuk membangun aplikasi berbasis web. Untungnya, Ruby on Rails berhasil memperbaiki kekurangan Ruby dari segi fleksibilitas.
Dengan Rails, Anda bisa dengan mudah menambahkan syntax dari bahasa lain, baik pemrograman ataupun markup. Mulai HTML, CSS, JSON, hingga XML, seperti contoh berikut:
Hal ini memudahkan Anda dalam membangun aplikasi web yang sesuai dengan harapan, baik dari tampilan front end maupun fungsi-fungsi di back end.
Kelebihan Ruby on Rails
Anda telah belajar apa itu Ruby on Rails serta perbedaannya dengan Ruby. Sekarang, mari ketahui kelebihan Ruby on Rails. Secara umum, Rails menawarkan kelebihan berupa kecepatan dan kemudahan dalam mengembangkan aplikasi web Anda.
Sebab, ia memiliki beberapa karakteristik dan fitur berikut:
1. Full Stack Framework – Dengan Ruby on Rails, Anda tidak perlu menggunakan dua framework berbeda untuk aktivitas di mengatur back end maupun membuat tampilan front end.
2. Arsitektur MVC – Arsitektur MVC pada Rails memungkinkan hasil coding Anda menjadi lebih rapi. Sebab, setiap fungsi ditulis sesuai wadahnya. Contohnya layout halaman ditempatkan pada View.
3. Konfigurasi Otomatis – Ruby on Rails membawa prinsip Convention over Configuration. Artinya, sebagian besar proses pengembangan Rails tidak memerlukan konfigurasi file, karena sudah disiapkan secara otomatis.
4. Prinsip DRY – Adanya prinsip Don’t Repeat Yourself pada Ruby on Rails semakin mempercepat pengembangan aplikasi Anda. Sebab, hal tersebut menghindarkan Anda dari boilerplate, atau menulis kode yang sama di berbagai tempat.
5. Integrasi Bahasa Lain – Seperti yang sudah dijelaskan, Anda bisa menambahkan syntax bahasa lain ke project Ruby on Rails. Hasilnya, aplikasi Anda dapat berjalan tanpa kendala, meski menggunakan beberapa bahasa berbeda.
Comments
Post a Comment